OLEH: UST. HERMAN HASIM, S.Pd., MM
Materi Pada Kajian Kontemporer LDK ASSHAABUL KAHFI UMI
Ahad, 28 Safar 1433 H/ 22 Januari 2012 M
Ketika cinta menyapa! Siapa yang tidak gembira saat hatinya disapa oleh rasa cinta? Semua orang tak terkecuali akan bahagia dan gembira menyambut datangnya rasa cinta. Terutama ketika cinta menyapa kepada makhluk yang tergolong lawan jenis, seperti dunia hanya milik berdua. (yang lain ngontrak_red: hehee)
Saat cint itu mulai menyapa, berkata-kata dan saling berbisik rahasia, melikis jutaan bait membaur bersama debarang dan dugaan. Disanalah sesungguhnya keindahan itu biarkanlah tetap bahagia, indah dalam diam.
Karena jika dua deru gemuruh itu dipertemukan ditepian pantai hatimu, dua dinding itu akn bergetar hebat. Dan istana hatimu tidak lagi diam. Istana yang dulu kokoh, dinding keikhlasan yan dulu terjaga, maka tidak lama lagi akan runtuh di lembah cinta yang tidak halal.
Berada di tengah-tengah orng yang saling mencintai tentunnya merupakan sebuah nikmat. Banyak rupa yang akan kita jumpai pada cerita tentang cinta antara laki-laki dan perempuan. Bagi masyarakat kita pada umumnya, cinta antara dua sejoli biasa diwujudkan dalam ikatan pernikahan dan pacaran. Pernikahan dalah bagi mereka yang dianggap sudah serius dan ‘cukup umur’, sedangkan pacaran bagi mereka yang merasa belum siap untuk mengikatkan diri secara serius.
Merupakan hal yang lumrah dalam pandangan masyarakat, ketika dua anak manusia berjalan berdua, bergandengan tangan, dan bermesraan meskipun tanpa adanya ikatan pernikahan. Dan itulah yang membuat hati kita miris. Bagaimana mungkin sebuah perkara yang jelas-jelas tidak halal dianggap wajar? Bahkan dihalalkan? (Naudzubillah)