Kamis, 21 Juli 2011

Dilema akhwat

Teng…teng…teng, jam dinding di ruang keluarga berbunyi 12 kali. Itu menandakan bahwa sudah pukul 00.00 tengah malam. Aku sudah merebahkan diri di sebelah kakakku sekitar 30 menit yang lalu, tapi sampai jam segini aku masih belum bisa memejamkan mata. Malam semakin larut, sesekali terdengar lolongan anjing di luar sana, kemudian sepi. Tapi, tetap saja aku belum bisa larut dalam lelap tidur. Entahlah…

“Zahra, belum tidur kamu?” Tiba-tiba kakakku yang tidur sejak tadi menegurku.
”Eh.. Mbak, terbangun ya? Maafkan Za ya mbak, kalau Za membuat mbak merasa terganggu tidurnya.”
”Sekarang jam berapa Za?”
Aku meraih ponsel yang ku letakkan di atas kepalaku. ”01. 30 mbak”.
”Astagfirullah Zahra, jam segini kenapa kamu belum tidur? Apa kamu ada masalah, atau kamu merasa sakit?”. Mbak Rani menatapku cemas.
”Nggak mbak, Za nggak sakit kok”.
”lah.. terus kenapa?
Aku nggak menjawab pertanyaan mbak Rani, aku hanya menarik napas panjang.
”lho.. pertanyaan mbak kok nggak di jawab?”.
”... Entahlah mbak, ada sesuatu yang sedang membebani fikiranku.”
”Mau mbak buatkan teh hangat? Biar kamu merasa lebih baik.”
”kalau mbak nggak merasa keberatan!”
”Tunggu ya, mbak buatkan dulu.”.
Mbak Rani kemudian bangkit dan berjalan menuju dapur. Aku kembali hanyut dengan fikiran yang melayang entah kemana.
”Za, ini teh nya.” Teguran mbak Rani kembali mengagetkanku.
Ku lihat dia membawa 2 gelas teh di tangannya. ”Eh.. iya, iya.. makasih ya mbak.” ku teguk teh hangat itu. ”Alhamdulillah, nikmat sekali. Teh buatan mbak Rani emang paling enak.”
”Gimana Za, kamu sudah merasa lebih baik?”
”Alhamdulillah...” Jawab ku sekenanya.
”Nah, sekarang ayo cerita sama mbak. Apa yang sedang mengganggu fikiranmu hingga kamu tak dapat tidur sampai jam segini”.
Permintaan mbak Rani tidak segera aku tanggapi. Aku menatap mbak Rani cukup lama, lalu kembali aku menarik napas panjang.
”Ini masalah hubungan ku dengan kak Arsyad”.
”Lho! Emangnya ada apa? Kalian bertengkar?”
”Tidak mbak, kami baik-baik saja kok!”.
”Lalu apa masalahnya?”
”Mbak, Za bingung..., apakah yang Za lakukan ini benar atau salah? Sejujurnya semenjak Za memutuskan untuk membangun komitmen dengan kak Arsyad, hati kecil Za selalu menentangnya. Selama ini, Za selalu berusaha mencari pebenaran atas tindakan yang Za lakukan ini. Tapi, sampai sekarang tak ada 1 alasan pun yang bisa membenarakannya. Niat kami baik, tapi Za merasa cara kami ini salah.. Betapa banyak dosa yang Za lakukan. Za tidak lagi rajin berdzikir. Za takut mbak.. Za takut, kalau Za akan semakin jauh masuk dalam kemaksiatan.”
Mbak Rani hanya diam, dia meneguk teh hangat yang dibawanya tadi. Kemudian terdengar helaan napas panjang darinya.
”Jadi, apa keputusanmu?”.
”...Entah lah mbak. Za tidak tahu harus berbuat apa sekarang.”
”Mbak rasa, sebaiknya kamu berterus terang kepada Arsyad?”
”Tapi Mbak! Kalau Za lakukan hal itu, Za takut akan melukai perasaan kak Asyad. Dia itu sudah sangat baik pada Za, dia selalu membantu Za di setiap masalah yang Za hadapi. Za takut hal ini akan menyakitinya.” Air mata ku tidak terbendung lagi.
”Zahra... Kejujuran itu memang sangat pahit, tapi kepahitan itu akan berbuah manis dikemudian hari. Za... kamu percayakan kalau jodoh setiap manusia itu telah ditentukan oleh Allah? Jadi, kalau memang kalian ditakdirkan berjodoh, Insya Allah kalian akan bersatu. Mbak senang kalau kalian bisa menikah nantinya. Mbak yakin, Insya Allah Arsyad bisa jadi Imam bagimu yang akan menuntunmu lebih dekan dengan Allah. Tapi, terus terang mbak tidak pernah setuju kalau kamu pacaran dengan Arsyad. Hanya saja, mbak yakin kamu akan menyadiri kesalahanmu sendiri.”
Mbak Rani mengakhiri perkataannya dengan meneguk segelas teh di tangannya. Nampaknya dia begitu menikmati teh buatannya itu.
”Lalu, apa yang harus Za lakukan?”
”Ya.. seperti yang mbak katakan tadi, ada baiknya kamu bicarakan hal ini dengan Arsyad. Bicarakan baik-baik, ini demi keselamatan akidah kalian. Beri dia pengertian, mbak yakin Asyad akan menghormati keputusanmu.”
Aku menghela napas panjang, aku masih ragu akan saran mbak Rani. Aku masih menimbang-nimbang apakah harus aku lakukan atau tidak.
”Za.. hey, Zahra..!”.
”I..iya mbak.”
”Kenapa, kamu masih ragu?”
”He..eh..”
”kalau gitu, ayo kita shalat. Minta pentunjuk Allah, sekarang sudah pukul 03.00 pagi. Besok kamu ada kuliah kan?”
”Iya mbak..”
”Ya sudah, kamu duluan aja wudhunya, mbak mau membereskan ini dulu.”
Mbak Rani melangkah keluar membawa 2 gelas kosong. Aku memandanginya, hingga ia hilang dari pandanganku. Aku bangkit dan berjalan menuju kamar mandi, hendak berwudhu. Ya Allah, semoga setelah menghadap kepada-MU, aku bisa merasa lebih baik. Ya Allah.. Hamba memohon petunjuk-MU.


Note: Tulisan ini juga di copy dari blog ku sebelumnya. (http://greenhouse-ukhuwah.blogspot.com)

1 komentar:

  1. Betting on sports toto.eu - Sporting100
    Sports toto.eu 188bet · Football · Horse Racing · Soccer · 토토 사이트 코드 Soccer · 바카라 사이트 casinopan Basketball · Rugby baoji titanium · Hockey · Cycling 토토 사이트 · Motorcycle · Horse Racing.

    BalasHapus