Selasa, 26 April 2011

SEJARAH DAN TOKOH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN


Sejarah Psikologi Perkembangan
Selama berabad-abad lamanya psikologi hanya merupakan hasil introspeksi dan bagian dari filsafat.  Pada abad ke-4 SM, sekitar tahun 387 SM, Plato mendirikan sekolah filsafat bernama Akademi. Plato berpendapat bahwa jiwa manusia terbagi atas jiwa badaniyah dan jiwa rohaniyah. Jiwa badaniyah akan mati jika jasad pun mati, sedangkan jiwa rohaniah tidak pernah berakhir.
Pada awalnya, “Psikologi perkembangan hanya fokus pada usia dan tahapan-tahapan. (Siegel dalam Hurlock, 1980). Sebagian riset dipusatkan pada anak-anak dan usia prasekolah, usia sekolah dan remaja. Plato adalah salah seorang filosof yang banyak mempengaruhi pandangan masyarakat tentang kehidupan anak. Plao juga mengungkapkan bahwa perbedaan setiap individu ditentukan oleh faktor keturunan. Artinya; sejak lahir anak telah memiliki bakat-bakat atau benih-benih kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengasuhan dan pendidikan. Kemudian, riset tersebut diperluas hingga pada pembahsan mengenai usia dewasa dan lanjut usia.
Ada dua alasan mengapa terjadi perbedaan penekanan pada psikolgi perkembangan. Pertama, penelitian terhadap periode tertentu dalam pola perkembangan sangat dipengaruhi oleh keinginan untuk memecahkan masalah-masalah praktis dan masalah-masalah yang berkaitan dengan periode yang diteliti. Sebagai contoh: Penelitian pada usia pertengahan dikembangkan dari realisasi bahwa penyesuaian diri, baik terhadap perubahan-perubahan fisik maupun psikologis yang pada umumnya terjadi pada usia pertengahan. Alasan kedua adalah lebih sulit mempelajari manusia pada beberapa tahap kehidupan tertentu daripada tahap-tahap kehidupan yang lain.

Tokoh-Tokoh Psikologi Perkembangan
A.      Zaman Filsafat
1.    Plato
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa plato adalah adalah salah satu filsof yang mengerti tentang perkembangan anak. Pandangan-pandangannya dalam bidang ini banyak berpengaruh dan mengubah pandangan masyarakat tentang kehidupan anak.
2.    J.A Comenius
Teori yang diungkapnya adalah bagaimana memberikan penanganan dan metode pembelajaran yang tepat bagi anak-anak, agar anak-anak dapat tertarik untuk mengikuti apa yang diajarkan padanya. J.A Comenius berpendapat bahwa anak-anak bukanlah orang dewasa yang terperangkap dalam tubuh kecil.
3.      John Locke
John Locke adalah seorang filsuf dari Inggris. Teori Locke yang terkenal adalah teori ”tabula rasa”. Menurut teori “tabula rasa” lingkungan adalah faktor yang paling menentukan dalam perkembangan anak. Anak ketika baru dilahirkan adalah ibarat secarik kertas putih. Perkembangan dan pertumbuhannya nanti tergantung bagaimana cara mengisi kertas tersebut. Tujuan dari teori “tabula rasa (blank slate) untuk mengungkapkan pentingnya pengaruh pengalaman pengalaman dan lingkungan hidup terhadap perkembangan anak.
4.      Jean Jacques Rousseau
Jean Jacques Rousseau adalah seorang filosof perancis abad ke-18. Teori yang dikemukakannya menentang teori Locke. Menurut Rousseau, manusia adalah makhluk yang aktif, dapat bereksplorasi bersemenjak di lahirkan, artinya setiap anak telah memiliki bakat bawaan dari lahir. Potensi-potensi tersebut seharusnya dapat berkembang baik secara alami. Akan tetapi jika dikemudian hari timbul perilaku yang buruk, hal itu karena pengaruh lingkungan.
Teori yang diungkapkan Rousseau, yang lebih mementingkan kemampuan bawaan (innate knowledge) dikenal dengan aliran “nativisme”. Teori Locke yang lebih mementingkan faktor lingkungan (pengalaman & pendidikan) dikenal dengan aliran “empirisme” atau “environmentalisme”. Kemudian Locke dan Rousseau disebut sebagai pelopor pertama dalam psikologi anak. Locke dipandang sebagai bapak “teori environmental” dan “teori  belajar” sedangkan Rousseau dipandang sebagai “teori developmental” dalam psikologi.
B.       Psikologi Perkembangan Modern
Studi sistematis tentang perkembangan anak mengalami perkembangan yang cukup signifikan pada awal abad ke-20. Beberapa tokoh yang dikenal dengan berbagai teori-teori baru adalah sbb:
1.      Jean Peaget
Fokus penelitian Jean Peaget adalah perkembangan kognitif anak hingga remaja. Menurut Peaget perkembangan pada seorang individu bukan karena pengaruh gen  atau lingkungan saja, akan tetapi keduanya masing-masing memiliki porsi yang berbeda-beda. Perkembangan terjadi karena adanya interaksi individu (dalam hal ini telah menyangkut unsur gen) dengan lingkungannya.
Jean Piaget dalam (Ali dan Asrori, 2006) merupakan seorang ahli psikologi kognitif, membagi perkembangan intelek/kognitif menjadi empat tahap:
1.      Tahap sensori-motoris (0-2 tahun). Pada tahap ini segala perbuatan merupakan perwujudan dari proses pematangan aspek motorik. Melalui pematangan motoriknya, anak mengembangkan kemampuan mempersepsi, sentuhan-sentuhan, gerakan-gerakan, dan belajar mengkoordinasikan tindakannya.
2.      Tahap Praoperasional (2-7 tahun). Tahap ini disebut juga sebagai tahap intuisi sebab perkembangan kognitifnya memperlihatkan kecenderungan yang ditandai oleh suasana intuitif; dalam arti semua perbuatan rasionalnya tidak didukung oleh pemikiran tetapi unsure perasaan, kecenderungan alamiah, sikap-sikap yang diperoleh dari orang-orang bermakna, dan lingkungan sekitarnya.
3.      Tahap operasional konkret (7-11 tahun). Pada tahap ini anak mulai menyesuaikan diri dengan relitas konkret dan sudah mulai berkembang rasa ingin tahunya. Anak sudah dapat mengamati, menimbang, mengevaluasi, dan menjelaskan pikiran-pikiran orang lain dalam cara-cara yang kurang egosentris dan objektif, sudah mulai memahami hubungan fungsional karena mereka sudah menguji coba suatu permasalahan, taoi masih harus dengan bantuan benda konkrit dan belum mampu melakukan abstraksi.
4.      Tahap operasional formal (11 tahun ke atas). Pada tahap ini sudah mampu melakukan abstraksi, memaknai arti kiasan dan simbolik, dan memecahkan masalah-masalah yang bersifat hipotesis.
2.      B. F. Skinner
Teori yang dikembangkan oleh Skinner adalah operant conditioning. Inti teori ini adalah bagaimana mengubah suatu aspek tingkah laku yang diinginkan melalui rangsangan-rangsangan yang diatur secara tertentu, seperti memberi reward atas perilaku baik seorang anak, atau punishment  jika seorang anak berperilaku buruk.
Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh psikologi perkembangan lain yang tentunya memiliki pengarauh yang besar dalam dunia Psikologi Perkembangan.

DAFTAR PUSTAKA

aniendriani. (2011). Akar Historis Dan Tokoh-Tokoh Psikologi Perkembangan. (Online), (http://aniendriani.blogspot.com/2011/02/akar-historis-dan-tokoh-tokoh-psikologi.htm .Diakses, 28 Maret 2011)
Ali, M. Asrori, M. (2006). Psikologi Remaja. Cet. Ketiga. Jakarta: Bumi Aksara
Hurlock, E.B. (1980). Psikologi perkembangan. Ed. Kelima. Jakarta: Erlangga
Walgito, B. (2004). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi












   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar